Pernikahan merupakan ikatan suci
yang kuat (Mitsaqan ghalizhaa). Yang
mampu menggetarkan arsy-Nya, menurunkan malaikat ke bumi, menjadikan dua kubu
keluarga besar yang tadinya bukan siapa-siapa, menjadi satu keluarga besar
pasca terjadinya ijab qabul.
Pernikahan bukanlah sebatas ceremonial belaka guna mengubah suatu
“status”. Menghalalkan yang sebelumnya haram. Bukan hanya untuk menikmati yang
indah atau nikmatnya saja. Tapi jauh dibalik perjanjian kuat itu ada tanggung
jawab besar yang harus dipikul satu sama lain, tanggung jawab membangun sebuah
peradaban islami.
Pernikahan itu bukan ajang untuk
melepas beban, tapi untuk saling menanggung beban dan menguatkan satu sama
lain. Bukan untuk mencari orang yang mampu menerima atau memahami kita, tapi
juga sarana untuk belajar menerima dan memahami pendamping kita.
Pernikahan itu menghapus jurang
perbedaan. Tapi jika kita belum siap menerima perbedaan, masih sering
mengeluhkan hal-hal yang tidak sesuai (yang menimpa diri kita), jangan bermimpi
kamu dapat bijaksana menjalani hari-hari yang sebelumnya terbayang indah.
Sehingga tak jarang hari-hari yang dilalui justru terasa mencekam.
Picture taken from: http://www.whenwedding.com/9-macam-logam-mulia-untuk-cincin-kawin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar